Pembudidaya ikan di Kabupaten Lumajang kian dikenal. Meski belum genap dua tahun, pola budidaya yang mengandalkan teknologi ini jadi jujukan daerah luar. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng, Bali, salah satunya. Mereka tertarik berkolaborasi dengan mengoptimalkan kemitraan hulu-hilir bersama perbankan.
Sekitar pukul 10.00 siang tadi, tiga mobil rombongan dari Buleleng datang ke salah satu sentra budidaya berteknologi yang ada di Desa Klanting, Kecamatan Sukodono, Lumajang. Rombongan yang dipimpin Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Buleleng Ir Jon Benni itu langsung menuju kolam budidaya.
Mereka terkejut dengan sistem full aerasi yang bisa diterapkan untuk industri rumahan. Satu per satu anggota rombongan juga ikut diskusi dan melempar pakan pada ikan. Dinas Perikanan Lumajang, perwakilan BNI 46 juga turut mendampingi.
Mereka mengakui, pemanfaatan sistem yang terbilang modern ini mempermudah para pengelola. Utamanya pelaku usaha home industri. Dengan hasil panen yang lebih cepat dan bobot lebih berat. Pengelola hanya cukup memberi makan setiap satu jam sekali pada siang hari.
Tak hanya itu, di kelompok Nila Klanting ini juga berhasil membuat olahan nila segar. Dalam bentuk frozen, pepes nila, dan sambal nila. Peluang ekonomi ini dimanfaatkan peserta rombongan untuk belajar.
“Nila ini akan jadi kajian kami. Nantinya akan menularkan pada pembudidaya di Bali,” tutur Jon Benni. Kemitraan yang melibatkan perbankan menurutnya tidak mengganggu APBD.
Bahkan, menurut dia bisa semakin mempermudah penerapannya di masyarakat Buleleng. “Nanti kita menularkan pada warga Bali juga, supaya percontohan nila di Lumajang bisa tersebar luas bersama kemitraan dengan BNI,” pungkasnya. (*)